Rabu, 25 Januari 2017

Anis akan ubah jabatan prmprov DKI Jadi promosi terbuka

Anies Akan Ubah Lelang Jabatan Pemprov DKI Jadi Promosi Terbuka
2017, 09:37 WIB

Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menerapkan sistem promosi terbuka dalam merekrut pejabat di pemprov DKI Jakarta. Sistem ini akan dilakukan Anies jika dia terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta.

Meski demikian, Anies menyadari bahwa pada era Joko Widodo, DKI Jakarta sudah menerapkan sistem lelang jabatan. Namun rupanya, Anies kurang sreg dengan nama tersebut karena terkesan jual beli jabatan

"Namanya promosi terbuka. Sama saja kayak lelang jabatan. Jadi ada namanya close promotion dan open promotion," ujar Anies saat ditemui di kawasan Gajah Mada, Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu 25 Januari 2017.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menjelaskan jika promosi terbuka dalam rekrutmen jabatan ini juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Anies mengatakan dia pernah menerapkan sistem promosi terbuka saat masih menjadi Mendikbud.

"Kalau promosi terbuka itu sama, diizinkan oleh Undang-Undang ASN. Saya juga ketika mengelola Kemendikbud, saya buka namanya promosi terbuka," kata Anies Baswedan.

Survai indikator pasca debat-ahok djarot naik

Survei Indikator: Pascadebat Elektabilitas Ahok - Djarot Naik
Oleh Khairur Rasyid pada 26 Jan 2017, 07:37 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa minggu menjelang hari pencoblosan Pilkada DKI, elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat meningkat. Ini diketahui dari hasil jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei Indikator Politik.

Berdasarkan survei yang digelar Indikator Politik pada 12 hingga 20 Januari 2017, pasangan Ahok-Djarot mendapat dukungan 38,2 persen, disusul Anies Baswedan-Sandiaga Uno 23,8 persen, lalu Agus Yudhoyono-Sylviana Murni 23,6 persen.

Tepis Hoax, Ahok - Djarot Peragakan Adegan Berkelahi
Anies Harap Debat Cagub dan Cawagub ke-2 Dipisah Seperti AS
Top 3 Berita Terkini: Murka Ahok Bikin Sidang Ketujuh Senyap
Direktur Eksekutif Survei Indikator Burhanudin Muhtadi mengatakan, Ahok-Djarot unggul salah satunya karena efek debat pertama yang berlangsung 13 Januari 2017. Point penting pada debat tersebut adalah penyampaian program yang dianggap nyata oleh masyarakat.

Burhanudin menambahkan, pemilih cendrung melihat program rasional yang ditawarkan pasangan cagub dan cawagub. Program rasional yang dimaksudkan ialah calon dianggap punya program nyata yang telah terlihat.

"Ketiga calon yang banyak dipilih oleh masyarakat dalam survei ialah paslon yang mendekati basis rasionalitas. Tidak bisa disentuh dengan hal-hal seperti masalah keagamaannya, preferensi politik atau hal-hal psikologis lainnya," ujar Burhanudin di kantor Indikator Politik, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 25 Januari 2017.

Berdasarkan survei, 18 persen responden memilih pasangan cagub dilandaskan pada alasan rasional yakni memutuskan memilih gubernur yang sudah ada kerja nyatanya.

Sedangkan 18 persen lainnya dikarenakan calon tersebut tegas dan berwibawa. Lalu 14 persen mengatakan, memilih cagub yang berpengalaman di pemerintahan, 8 persen memilih cagub pintar, dan 7 persen memilih cagub yang perhatian pada rakyat.

Hanya 6 persen yang memilih cagub karena agama yang sama, 6 persen memilih karena cagub jujur, 5 persen karena ramah dan santun, lalu 7 persen memilih berdasarkan asal cagub dari keluarga partai politik dan berdasarkan partai yang didukung.

Menurut Burhanudin, November 2016 elektabilitas Ahok-Djarot sempat turun akibat banyaknya isu yang menerpa Ahok, tapi hal tersebut tidak berpengaruh jauh terhadap elektabilitas Ahok-Djarot pada dua bulan selanjutnya. Penyebabnya, karena responden secara fluktuatif melihat perkembangan dari masalah tersebut.

"Setelah sebelumnya sempat menurun pada bulan November akibat isu penistaan agama, ketika Ahok meminta maaf maka berpengaruh terhadap elektabilitas keduanya," ujar Burhanudin.

Survei Indikator Politik ini melibatkan 808 responden yang merupakan warga negara Indonesia di Provinsi DKI Jakarta. Survei ini menguji faktor-faktor yang dianggap menjelaskan elektabilitas calon jika Pilgub DKI Jakarta dilaksanakan ketika survei dilakukan.

Minggu, 22 Januari 2017

News samsung galaxy note 7

 Setelah melakukan investigasi terkait masalah yang ada di Galaxy Note 7, Samsungakhinya mengungkap penyebab meledaknya sejumlah perangkat tersebut. Dalam pengumuman yang dilakukan kemarin, perusahaan asal Korea Selatan itu menyebut desain baterai yang digunakan sebagai penyebab masalah.

Dikutip dari Business Insider, Senin (23/1/2017), setidaknya ada dua masalah yang terjadi baterai pada Galaxy Note 7. Masalah itu terjadi pada saat peluncuran perdana perangkat, dan setelah dilakukan penggantian komponen.

Pada peluncuran perdananya, desain baterai yang terlalu besar ketimbangcasing membuat komponen tersebut cepat mengalami panas berlebih. Akibatnya, sejumlah perangkat dilaporkan meledak dan membuat Samsung harus melakukan penarikan kembali (recall).

Setelah itu, Samsung memilih untuk menggunakan baterai dari pemasok yang berbeda. Namun, perusahaan mengakui terlalu terburu-buru mengganti komponen tanpa mengecek komponen tersebut lebih dulu. Ternyata, baterai dari pemasok berbeda itu cacat produksi sehingga masalah serupa kembali terjadi.

Karena itu, Samsung memilih untuk menarik seluruh produk Galaxy Note 7yang ada di pasaran. Perusahaan itu juga memastikan telah menghentikan produk phablet tersebut pada tahun lalu. Setelah masalah ini, Samsung juga sempat dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk melepas seri 'Note'.

Kendati demikian, Samsung memastikan kejadian serupa tak akan terjadi pada produk selanjut. Perusahaan tersebut telah mengembangkan sistem pemeriksaan baterai untuk mencegah peristiwa yang sama terulang.

Sejumlah pihak ketiga, termasuk profesor dari University of Cambridge, UC Berkeley, dan Stanford University disebut ikut berpartisipasi dalam pengembangan sistem ini.

Sebagai informasi, pada tahap perdana penjualan Galaxy Note 7, baterai yang digunakan perangkat tersebut berasal dari anak perusahaan Samsung sendiri, yakni Samsung SDI. Sementara baterai yang digunakan berasal dari pihak lain, yakni ATL.

Informasi yang diungkap Samsung secara resmi ini sebenarnya tak berbeda jauh dari prediksi sejumlah pihak ketiga mengenai penyebab meledaknya Galaxy Note 7. Salah satunya dilakukan oleh perusahaan Instrumental yang menyebut desain tak biasa perangkat itu kemungkinan besar merupakan penyebab timbulnya masalah.